Penerapan Teknologi Informasi dalam
Kehidupan Sehari-hari
Teknologi
Informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu
manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau
menyebarkan informasi. Teknologi Informasi (TI) menyatukan komputasi dan
komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari
Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon,
TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya
ponsel). (id.wikipedia.org)
Mengetahui
beberapa contoh dari Teknologi Informasi tersebut, maka peranannya dapat kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain peranan dan penerapan
Teknologi Informasi ini dapat melingkupi banyak bidang, antara lain dalam hal:
Pendidikan, Kesehatan, Perbankan, Bisnis maupun Perusahaan. Karena Teknologi
Informasi yang perkembangannya begitu cepat, secara tidak langsung mengharuskan
manusia untuk menggunakannya dalam segala aktivitasnya.
Berikut
ini adalah beberapa contoh penerapan Teknologi Informasi untuk mengoptimalkan
sumber daya yang dimilikinya.
Dalam bidang Pendidikan
Teknologi
pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman. Dalam
pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, makalah Teknologi Informasi dan
Komunikasi sering dijumpai kombinasi teknologi audio/data, video/data,
audio/video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana
memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. Kemampuan dan
karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak
jauh (E-Learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh
hasil yang lebih baik.
Bidang Kesehatan
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dalam bidang kesehatan salah satunya ialah sistem yang
berbasis kartu cerdas (smart card). Sistem ini dapat digunakan juru medis untuk
mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit, karena dalam
kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien. Contoh
lainnya ialah digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta
penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor
dalam tubuh pasien.
Sektor Perbankan
Dalam
dunia perbankan, contoh penerapan Teknologi Informasi adalah telah
diterapkannya transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet
Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking
antara lain transfer uang, pengecekan saldo, pemindahbukuan, pembayaran
tagihan, dan informasi rekening. Bahkan penarikan uang, pengecekan saldo hingga
transfer antar bank melalui mesin ATM juga merupakan pemanfaatan Teknologi
Informasi dalam bidang perbankan.
Bidang Bisnis
Dalam
dunia bisnis yang sangat erat kaitannya dengan transaksi jual-beli, pemanfaatan
Teknologi Informasi dapat dimanfaatkan pula untuk sarana perdagangan secara
elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce.
E-Commerce
adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer
lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data
otomatis.
E-dagang
atau E-Commerce merupakan bagian dari E-Business, dimana cakupan E-Business
lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga
pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll.
Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata
atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan
bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman
barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
Perusahaan
Penerapan
Teknologi Informasi telah banyak digunakan oleh para usahawan. Kebutuhan
efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu
menerapkan Teknologi Informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi
Informasi menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan
Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat
lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan.
Sumber
https://kangriyanto.wordpress.com/2011/04/01/penerapan-teknologi-informasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Kendala Penerapan Teknologi Informasi
Perkembangan
dan implementasi teknologi informasi pada organisasi, baik organisasi profit
maupun non profit, adalah sebuah fenomena yang sangat mempengaruhi kinerja
sebuah organisasi, namun dalam penerapan teknologi informasi, banyak organisasi
yang tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan
teknologi informasi dalam sebuah organisasi, secara general faktor penting yang
mempengaruhi implementasi teknologi informasi secara optimal adalah :
Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia. Sejauh mana kesiapan dua faktor ini akan
mempengaruhi optimalisasi penggunaan dan kontraprestasi teknologi informasi
dalam organisasi. Pada sisi lain, perlu kita pahami bahwa keberadaan teknologi
informasi untuk mendukung kinerja perusahaan adalah hal yang sangat urgent.
Sehingga sudah selayaknya setiap pengambil kebijakan (decision maker) untuk
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan peningkatan sumber daya
manusia yang terlibat dalam sebuah organisasi. Terlebih pada lembaga
pemerintahan yang sebagai sebuah lembaga yang berorientasi pada public
services.
Sebuah
sumber yaitu Bappenas(1) memaparkan hasil temuannya melalui Survey, Kunjungan
dan Wawancara (disajikan dengan prosentase responden) mengenai penerapan
Teknologi Informasi di pemerintahan. Kendala-kendala yang terjadi adalah :
1) kendala penerapan teknologi
Informasi dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik (“good
governance”)
Berkaitan dengan peran teknologi
informasi dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance), sebagian besar departemen/institusi tampaknya akan memerlukan
waktu untuk mempersiapkan diri. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemanfaatan
teknologi informasi di sebagian besar departemen/institusi seperti pada
kasus-kasus berikut:
Dalam konteks penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik, teknologi informasi masih dianggap sebagai alat
“pengotomasi proses”, yang diharapkan dapat mengurangi proses yang dilakukan
secara manual (74%) dibanding sebagai alat yang dapat mengurangi birokrasi.
Dalam konteks partisipasi semua pihak
untuk penyusunan kebijakan, teknologi informasi masih dianggap sebagai alat
yang mempermudah pengumpulan informasi ( 79,1%) dibanding sebagai alat yang
dapat membuka komunikasi dengan pihak luar seperti publik atau instansi lain
(52,2%).
Dalam konteks keterbukaan (transparansi)
internal, teknologi informasi masih dianggap sebagai sarana penyedia akses
(55,2%) dibanding sebagai sarana penyediaan informasi yang lebih spesifik
seperti latar-belakang suatu kebijakan misalnya.
Dalam konteks pelaksanaan suatu
kebijakan, teknologi informasi masih dilihat sebagai sarana untuk mempercepat
pelaporan (83,6%) dibanding sebagai sarana untuk membantu proses monitoring
(55,2%).
Dalam konteks peningkatan kualitas suatu
kebijakan, teknologi informasi masih dilihat sebagai sarana untuk memperluas
sumber informasi dan data (79,1%) dibanding sarana yang dapat menciptakan
keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.
2)
Kendala
dalam dukungan teknologi informasi untuk pelayanan publik
Saat ini informasi yang dapat diakses
oleh publik masih amat terbatas sifatnya, berupa informasi umum mengenai
departemen/institusi (67,2%) dan belum berupa informasi yang berkaitan dengan
sistem prosedur atau tata cara yang berhubungan dengan pelayanan publik
(37,3%). Salah satu yang menyebabkan keterbatasan ini adalah tidak adanya acuan
atau panduan di tingkat nasional, seperti yang diharapkan oleh sebagian besar
departemen/institusi tersebut (68,7%) dalam bentuk suatu kebijakan yang jelas
untuk menyebarkan informasi atau data secara umum kepada publik (71,6%).
Di sisi lain, sebagian besar
departemen/institusi melihat belum mapannya dukungan infrastruktur (64,2%) dan
kurangnya ketersediaan sumber dana dan sumber daya manusia yang memadai (59,7%)
sebagai beberapa kendala yang harus diatasi sebelum pelayanan publik dengan
dukungan teknologi informasi dapat ditingkatkan.
Dari sisi dampak positif akan penerapan
teknologi informasi dalam pelayanan publik, sebagian besar departemen/institusi
lebih mengharapkan adanya peningkatan kinerja organisasinya sendiri dalam
bentuk meningkatnya pelayanan dan efisiensi dari birokrasi (85,1%), walaupun
sebagian sudah melihat adanya peningkatan dalam aspek transparansi birokrasi
(49,3%).
3)
Kendala
Infrastruktur teknologi informasi
Kondisi perangkat keras sebagian besar
departemen/institusi pemerintah umumnya terdiri dari PC (92,5%) yang tampaknya
telah terhubung dalam suatu jaringan lokal (91%). Sebagian besar dari institusi
ini telah memiliki hubungan ke Internet melalui ISP (85,1%). Namun demikian,
interkoneksi ke Internet ini masih sederhana konfigurasinya; hal ini terlihat
dari kecilnya jumlah institusi yang menggunakan perangkat Network Security
(46,3%) atau Network Management (35,8%).
Dari sisi perangkat lunak, sebagian
besar departemen/institusi pemerintah menggunakan aplikasi office automation,
seperti word processing, dll. (80,6%), database management systems (73,1%), dan
aplikasi-aplikasi Intranet, seperti Web Publishing (73,1%). Walaupun sebagian
besar institusi telah menggunakan komputer untuk fungsi-fungsi yang umum ini,
namun demikin masih ada institusi yang sama sekali belum memanfaatkannya.
Dari sisi pengembangan infrastruktur
teknologi informasi, departemen/institusi pemerintah masih banyak yang
mendapatkan bantuan pihak luar dalam bentuk konsultasi pengembangan (68,7%);
hal ini mungkin mengindikasikan masih belum memadainya kemampuan internal dalam
merencanakan pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Lebih lanjut,
sebagian besar institusi menyatakan pola pengembangan infrastrukturnya
dilakukan secara terencana (59,7%). Walaupun demikian, cukup banyak pula yang
menyatakan pola pengembangannya disesuaikan dengan kondisi keuangan departemen
(58,2%).
Dalam hal pengelolaan infrastruktur
tersebut, mereka cukup banyak yang bekerja sama dengan organisasi pusatnya
(79,1%); tampaknya pola “sentralisasi” masih cukup kuat disini. Suatu bentuk
penggunaan informasi secara bersama-sama telah mulai dilakukan, hal ini tampak
dari jawaban cukup banyak departemen/institusi (55,2%). Namun demikian, kerja
sama ini sebagian besar menghadapi kendala dalam bentuk integrasi data (53,7%)
dan integrasi aplikasi (53,7%). Salah satu penyebabnya kemungkinan adalah belum
diterapkannya standarisasi (56,7%).
Dari sisi kebutuhan infrastruktur
teknologi informasi untuk jangka pendek, sebagian besar departemen/institusi
merasakan kebutuhan akan aplikasi dan basis data sebagai kebutuhan utama
(55,2%), diikuti oleh perangkat telekomunikasi dan akses jaringan komputer
global/nasional serta integrasi dengan organisasi lain yang terkait (43,3%).
Sedangkan dari sisi proses/prosedurnya, yang perlu mendapatkan perhatian adalah
panduan manajemen dan operasi (61,2%).
4)
Kendala
Sumber daya manusia dalam bidang teknologi informasi
Ketersediaan SDM dalam bidang teknologi
informasi tampaknya menjadi kendala utama yang dihadapi oleh sebagian besar
departemen/institusi pemerintah (70%). Hal ini besar kemungkinannya berkaitan
dengan pola pengembangan SDM di bidang teknologi informasi yang kurang menarik
minat orang-orang yang berkualitas seperti: a) masalah dengan gaji dan
fasilitas yang kurang memadai (55,2%); b) program pengembangan SDM lebih berupa
pelatihan internal (89,6%) atau seminar/workshop (67,2%) dibanding memberikan
bea siswa misalnya; c) cakupan pekerjaan yang sebagian besar berada pada level
“operator” dalam bentuk pemeliharaan data dan aplikasi (82,1%) atau pelatihan
pada pemakai (79,1%), walaupun ada juga yang sampai pada level “analis” seperti
perancangan aplikasi (68,7%); d) tidak adanya perlakuan khusus (47,8%) baik
dalam bentuk insentif maupun jenjang karir.
Sebagian besar departemen/institusi
mengharapkan adanya kebijakan yang mengatur struktur dan jenjang karir SDM di
bidang teknologi informasi (84,1%) dan juga kebijakan untuk pendidikan
teknologi informasi berupa sertifikasi dan akreditasi (59,4%) dalam kebijakan
nasional dalam bidang teknologi informasi Menurut Budi Raharjo (PPAU
Mikroelektronika ITB) dalam tulisannya Peningkatan Literasi Komputer dan
Pemanfaatan Telematika di Lingkungan Pemerintah Daerah mengungkapkan : Masih
banyak kendala yang dihadapi dalam rangka mengimplementasikan atau
mengaplikasikan Teknologi Informasi pada Pemerintahan Daerah. Salah satu
kendala utama yang ada di Indonesia adalah adanya keterbukaan atau
transparansi. Tanpa adanya komitmen dari Pemerintah, maka penggunaan Teknologi
Informasi akan menjadi sia-sia. Kendala lain yang dihadapi oleh Pemerintah
Daerah adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) setempat yang dapat mendukung
kegiatan bisnis, ekonomi, dan Pemerintahan Daerah. Masalah ini menjadi sensitif
jika dikaitkan dengan masalah seputar prioritas terhadap “putra daerah”.
Penerapan Teknologi Informasi dapat membantu Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan kemampuan putra daerah dengan kemudahan mendapatkan informasi dari
mana saja di seluruh dunia. Sebagian bantuan dan konsultasi dapat dilakukan
melalui Internet tanpa perlu mendatangkan konsultan asing. Jika dilihat dari
sudut pandang ini, maka penerapan Teknologi Informasi secara politis menjadi
sangat penting.
Kesimpulan
- Secara general faktor penting yang mempengaruhi implementasi teknologi informasi secara optimal adalah : budaya, kondisi negara, Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia
- Ketersediaan SDM dalam bidang teknologi informasi tampaknya menjadi kendala utama yang dihadapi oleh sebagian besar departemen/institusi pemerintah
- Masih banyak kendala yang dihadapi dalam rangka mengimplementasikan atau mengaplikasikan Teknologi Informasi pada Pemerintahan Daerah. Salah satu kendala utama yang ada di Indonesia adalah adanya keterbukaan atau transparansi
- Implementasi Teknologi Informasi bukan sekedar masalah kecanggihan teknologi atau kemampuan mengalokasikan dana besar, melainkan lebih kepada bagaimana menyiapkan nonteknis dan non keuangan
- Kendala penerapan Teknologi Informasi di Indonesia
1) Tidak
siap-nya Sumber Daya Manusia di Indonesia untuk mengantisipasi perkembangan
Teknologi Informasi
2) Budaya
Organisasi dan Budaya Kerja
Sumber
https://ruhulhusna.wordpress.com/2013/07/28/kendala-penerapan-teknologi-informasi/
Kelebihan dan Kekurangan Teknologi
Sistem Informasi
Dengan
semakin berkembangnya zaman, banyak penemuan-penemuan yang sangat membantu kita
dalam melaksanakan aktivitas. salah satunya teknologi informasi dan
telekomunikasi yang sering digunakan masyarakat dikarenakan dapat memberikan
informasi-informasi yang kita butuhkan dengan tidak memakan waktu banyak serta
tanpa dibatasi oleh batas negara. Namun, dari kelebihan-kelebihan teknologi
informasi dan telekomunikasi terdapat kekurangan yang tanpa disadari
menimbulkan efek-efek yang besar terhadap penggunanya. Berikut 10 Kelebihan dan
10 Kekurangan Teknologi Informasi dan Komunikasi :
Dari Segi Sosial
Kelebihan
- TIK sangat membantu penggunanya untuk berkomunikasi dengan saudara, teman, ataupun banyak orang dengan cara yang mudah serta tanpa dibatasi oleh batas negara Kekurangan : Dengan semakin seringnya kita berkomunikasi lewat TIK, kita menjadi malas untuk berjumpa langsung (face to face). Karena sudah terbiasa dengan cara yang lebih mudah.
- TIK memberikan banyak manfaat dibidang informasi yang kita butuhkan
Kekurangan
- Dengan semakin pesatnya TIK dapat memberikan peluang masuknya video yang berbaupornografi, kekerasan serta pornoaksi.
Dari Segi Pendidikan
Kelebihan
- TIK sangat membantu dalam proses pembelajaran dimana segala informasi pendidikan dapat diakses dengan cara lebih mudah dan cepat.
Kekurangan
- Dengan pelayanan TIK yang menawarkan kemudahan didalam proses pembelajaran, membuat kita menjadi malas untuk membaca buku-buku pendidikan. Karena terpengaruh dengan hal-hal yang instan.
Dari Segi Hiburan
Kelebihan
- TIK menawarkan permainan-permainan yang dapat menghilangkan kejenuhan dan dapat menimbulkan strategi didalam berpikir.
Kekurangan
- Dengan terlalu seringnya kita memanfaatkan TIK sebagai bahan hiburan, tidak dapat dipungkiri akan banyak waktu yang terbuang sia-sia. Padahal kita dapat menggunakan waktu tersebut dengan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Dari Segi Ekonomi
Kelebihan
- Kita dapat mempergunakan TIK untuk mengadakan transaksi-transaksi bisnis maupun jual-beli dengan mudah dan cepat tanpa dibatasi oleh batas negara.
Kekurangan
- Dengan transaksi melalui TIK, tidak dapat dipungkiri akan terjadi hal-hal yang melanggar aturan seperti transaksi obat terlarang (Narkoba), transaksi perdagangan manusia.
Dari Segi Pemerintahan
Kelebihan
- Dengan TIK, Pemerintah dapat dengan mudah menyampaikan kebijakan program pemerintah kepada masyarakat. Dan masyarakat dengan bebas memberikan masukan terhadap kebijakan pemerintah melalui TIK.
Kekurangan
- Dengan bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah sehingga tidak dapat dipungkiri akan terjadi peluang-peluang untuk melakukan cyber crime seperti pembobolan situs KPU disaat diadakan pemilu.
Dari Segi Media Internet
Kelebihan
- Akses infromasi di internet tidak dibatasi oleh waktu karena dunia maya yang dihadirkan secara global tidak pernah tidur. Dengan kata lain, kita dapat melakukan pencarian informasi melalui internet kapan saja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
- Bergaul di dunia maya melalui website social networking. Situs seperti facebook.com, twitter.com, koprol.com, friendster.com dsb dapat kita manfaatkan untuk menjalin silahturahmi secara online.
- Untuk sebagian orang internet tidak asing di kalangan pemakai internet atau yang lebih di katakan adalah pencinta teknologi.
Kekurangan
- Informasi yang tersedia di internet sangat besar jumlahnya, namun tidak semuanya kita butuhkan.
- Adanya ancaman dari virus-virus yang ada di dunia maya, kadang seseorang sengaja melakukan penyebaran virus supaya para pengguna internet dapat terpengaruh, makanya hati-hatilah ketika anda masuk ke suatu website.
- Dalam Internet banyak Pengaksesan situs - situs yang tidak baik.
Sumber
http://andikaboderingan.blogspot.co.id/